Liverpool kepala eksekutif Ian Ayre akan mendukung pelarangan pemain klub dari media sosial dalam terang biaya FA Mario Balotelli.
Balotelli menyebabkan kegemparan pekan ini setelah membukukan pesan di Instagram dan Twitter yang berisi referensi anti-Semit dan rasis.
Meskipun Balotelli mengaku niatnya adalah anti-rasis, Italia secara luas dikritik dan akhirnya dibebankan oleh Asosiasi Sepakbola sebagai gambar bahasa terkandung mengacu pada "asal etnis dan / atau warna dan / atau ras dan / atau kebangsaan dan / atau agama atau kepercayaan ".
Meskipun Ayre puas Liverpool telah melakukan segalanya dalam kekuasaan mereka untuk memperingatkan pemain dari bahaya media sosial, ia mengakui sedikit yang bisa dilakukan untuk mencegah kontroversi membesarkan kepalanya.
"Mengingat pilihan kami ingin menyimpan semua pemain kami jauh dari media sosial karena itu benar-benar masalah," kata Ayre BBC Radio 5 Live.
"Aku bisa jujur mengatakan tidak ada lagi yang bisa kami lakukan sebagai sebuah klub untuk mencoba untuk mendidik pemain kami sekitar ini tapi masih air mata kepalanya setidaknya sekali musim - mungkin di setiap klub dalam beberapa bentuk atau lainnya.
"Salah satu masalah yang semua pemain telah selama bertahun-tahun adalah bahwa mereka memiliki terlalu banyak waktu untuk membunuh.
"Dalam downtime bahwa mereka tampaknya untuk menempatkan semacam gila pesan atas. Hal ini jelas menjadi masalah.
"Saya tidak berpikir kami telah sampai ke titik di mana kita akan menghentikan orang-orang melakukannya, tapi kita pasti memiliki kebijakan yang sangat ketat bahwa semua pemain kami menandatangani.
"Jika mereka melangkah keluar dari barisan maka kita menghukum mereka."
Balotelli memiliki hingga 15 Desember untuk menanggapi tuduhan itu.